surat faiz
Masih ingat Abdurahman Faiz, pemenang pertama Lomba Menulis Surat untuk
Presiden RI tingkat nasional tahun 2003? Saat itu usianya 8 tahun. Kini
penulis buku Kumpulan puisi "Untuk Bunda dan Dunia" (DAR! Mizan 2004)
serta
"Guru Matahari" (DAR! Mizan 2004) yang duduk di kelas III di sebuah SD
Negeri itu kembali menulis surat untuk presiden terpilih SBY. Rencananya
Faiz juga akan membacakan surat tersebut pada acara Nutrilon Royal
Talent
Kids, live di Metro TV, Kamis 23 september, pukul 20.00.
SURAT UNTUK PRESIDEN BARUKU
Kepada Yang Terhormat
Presiden RI Ke 6
Bapak SBY
Di tempat
Assalaamu'alaikum.
Apa kabar, Pak? Aku berharap Bapak baik-baik saja seperti aku saat ini.
Bapak, namaku Faiz. Sekarang aku duduk di kelas III SD. Aku suka sekali
membaca dan menulis. Alhamdulillah aku sudah menerbitkan dua buku. Tahun
lalu aku mengirim surat pada Ibu Presiden. Kata orang suratku lucu. Ibu
Mega
sempat juga membalasnya.
Bapak sayang, selamat ya sudah dipilih rakyat sebagai Presiden Indonesia
yang baru. Selain bersyukur, aku tahu Bapak pasti deg degan. Soalnya
menjadi
Presiden itu kan susah. PR-nya banyak sekali, lebih banyak dari PR
seluruh
murid sekolah di dunia ini.
Aku tahu juga sedikit tentang PR itu, Pak. Misalnya PR bagaimana membuat
rakyat tersenyum lagi. Kan susah ya Pak. Kalau semua harga mahal, untuk
makan, berobat dan sekolah saja susah, bagaimana rakyat mau tersenyum?
Apalagi cari pekerjaan pun sukar sekali. Kudengar di luar negeri banyak
tenaga kerja kita yang disiksa.
Lalu kesedihan melihat negeri kita rangking I di dunia untuk korupsi.
Padahal teman teman kecilku banyak yang harus berjuang di jalanan.
Padahal negeri kita kaya sekali. Makanya aku mendukung Bapak bisa peka
dan
tegas. Mimpiku sih ingin punya presiden yang dekat sekali dengan rakyat.
Tidak malu makan di warung, sering jalan ke tempat kumuh, ngobrol dengan
orang kecil seperti aku dan sering tersenyum.
Bapak yang ganteng dan pintar,
Betapa berat menjadi presiden yang tumbuh dari duka lara rakyat. Dan
maafkan aku ya karena aku termasuk bagian dari rakyat yang sukanya
mengharap. Bagaimana pun, seperti Bapak bilang, Bapak tentu tak bisa
berjuang sendirian, tapi bersama kita bisa! Aku yakin itu.
Aku juga ingat kata Bunda, kalau kita menjadi orang baik dan punya hati
yang bersih, kita akan dicintai tidak hanya di bumi tapi juga di langit.
Makanya aku berdoa semoga pada kepemimpinan Bapak tak ada lagi
airmataduka
tercurah sia-sia. Hanya ada pelangi di mata kita. Seperti lagu yang
sering
Bapak dendangkan itu loh.
Selamat berjuang, Presiden baruku. Aku akan selalu mendoakan Bapak. Tapi
kalau Bapak salah, biar Bapak Presiden, Doktor dan Jendral berbadan
tegap,
aku boleh menegur ya? Dan Bapak jangan marah ya, sebab itu aku lakukan
karena cinta.
Salam hormat
Abdurahman Faiz
Kelas III SDN 02 Cipayung, Jakarta Timur
0 Comments:
Post a Comment
<< Home