Kurang Kalsium Bikin Bodoh dan Rapuh (artikel)
Kurang Kalsium Bikin Bodoh dan Rapuh
"APA pun di dalam tubuh yang berwarna putih seperti kapur, itu asalnya dari susu." Nasihat bersahaja dari orang tuanya yang kedengaran aneh itu ternyata dipegang teguh oleh Pak Arifin. Karena itu, Pak Arifin jadi seorang yang fanatik terhadap susu. Dan, anak-anaknya semua tumbuh sehat dan cerdas. Makanya, ia heran mendengar ada orang minum susu malah terkena diare.
BOLEH jadi, yang dimaksud orang tua Pak Arifin adalah tulang dan gigi yang warnanya memang putih seperti kapur. Para pakar juga tidak menyangkal bahwa susu sangat terkait dengan kesehatan tulang dan gigi. Sebab, di dalam susu memang mengandung kalsium atau zat kapur yang sangat dibutuhkan untuk kesehatan tulang dan gigi. Walau, masih banyak nutrisi lain dalam susu yang bermanfaat bagi pertumbuhan organ tubuh lainnya.
Menurut Prof Soelarto Reksoprodjo SpBO dari Subbagian Orthopedi dan Traumatologi FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo, pembentukan tulang yang sehat dan kuat telah dimulai sejak dalam kandungan hingga dewasa. "Tulang akan dibentuk terus-menerus untuk tumbuh menjadi besar. Selain itu, ada faktor yang menentukan pembentukan tulang ini, yaitu faktor metabolisme yang di dalamnya terdapat proses anabolisme dan katabolisme."
Apa itu anabolisme? Apa pula katabolisme?
Proses anabolisme merupakan proses membangun tubuh atau proses jaringan hidup membentuk senyawa kompleks dari zat yang mempunyai susunan sederhana. Semakin bertambah usia manusia, metabolisme tubuh yang tadinya bersifat membangun (anabolisme) tadi, akan berangsur-angsur menjadi metabolisme yang arahnya mendatar, melambat, dan akhirnya bahkan kemudian merusak (katabolisme).
Kok membangun tetapi kemudian berbalik merusak?
Proses metabolisme yang merusak tersebut menyebabkan terjadinya penurunan massa otot dan tulang. "Tulang sendiri merupakan bank atau tempat menyimpan pasokan mineral dan kalsium. Di dalam tulang terdapat sel-sel osteoblast yang fungsinya membentuk tulang dan sel osteoclast yang fungsinya merusak tulang."
Tulang-tulang yang dirusak atau rusak disebabkan oleh osteoclast akan dibentuk lagi oleh osteoblast. Puncak dari kepadatan tulang pada setiap individu biasanya terjadi pada akhir dasawarsa ketiga (usia tiga puluhan) atau awal dasawarsa keempat (usia empat puluhan).
Pada usia lebih dari empat dasawarsa, organ tubuh mengalami pengurangan fungsi akibat proses penuaan atau proses degeneratif. "Menurut penelitian Andreas dan Tobin, disebutkan tiap tahun terjadi pengurangan fungsi organ tubuh sebesar satu persen. Tentunya pengurangan fungsi ini pada tiap organ yang berbeda pada setiap individu," ujar Prof Soelarto.
Menurutnya, gizi memegang peranan penting terutama asupan kalsium yang cukup baik. Makan empat sehat lima sempurna cukup untuk membantu kesehatan tulang. Hasil penelitian pada masyarakat di Surabaya menunjukkan asupan kalsium pada setiap individu masih rendah. Asupan kalsium seharusnya 800-1.000 mg sedangkan pada masyarakat Surabaya hanya 400 mg. Jadi, kalsium yang diserap masih sebagian saja.
Karakter konsumsi susu masyarakat Surabaya itu bisa mewakili secara umum karakter konsumsi susu masyarakat Indonesia secara keseluruhan.
Padahal, fungsi kalsium sangatlah penting, antara lain membentuk sebagian besar susunan tulang. Kalsium merupakan zat makanan yang penting dalam mengatur pembekuan darah, pengerutan otot, penyaluran rangsangan saraf, fungsi kerja enzim, dan menjamin keteraturan denyut jantung.
Asupan kalsium sebagian diserap untuk mempertahankan kadar kalsium dalam darah dan dikeluarkan melalui tinja. Apabila asupan kalsium kurang, maka tubuh akan 'terpaksa' mengambil pasokan kalsium dari bank pada tulang tadi. "Maka, apabila zat kalsium terus-menerus diambil, lama-kelamaan tulang akan menjadi keropos. Tetapi, bila kalsium tercukupi dan cadangan cukup banyak akan terjadi keseimbangan dan tulang pun tidak akan keropos."
Kebutuhan kalsium memang bisa didapatkan pada sayuran, buah-buahan, ikan laut, teri, rebon, dan sebagainya. Namun, menurut para ahli gizi, kandungan kalsium tertinggi ada pada susu. Oleh sebab itu, susu menjadi salah satu sumber kalsium terbesar bagi tulang.
Tak heran, apabila kita sering melihat para petani miskin di daerah-daerah pedalaman yang pada usianya bertubuh bungkuk. Walau mereka suka bekerja berat di sawah atau di ladang, tetapi konsumsi susu mereka kurang sekali, sehingga proses osteoblast tidak mampu mengimbangi kerusakan yang dilakukan oleh proses osteoclast.
Mudah diserap
Menurut ahli gizi Ernasari, dibandingkan dengan sumber makanan lainnya yang mengandung kalsium, susu merupakan sumber kalsium yang mudah dikonsumsi. "Karena mudah diserap dan disukai oleh semua orang dari berbagai usia. Bila pada sayur dan buah-buahan pun kebutuhan kalsium tidak akan memadai, karena kebutuhan individu berbeda-beda."
Hal senada juga diungkapkan oleh Dr Ir Esti Widjayanti bahwa sumber kalsium terbesar dan terbaik terdapat pada susu. "Susu merupakan sumber kalsium siap pakai. Dan, orang sebaiknya mengonsumsi susu seumur hidupnya. Karena, dengan adanya cadangan kalsium yang tinggi akan menjadi investasi jangka panjang. Mencegah terjadinya keropos tulang sejak dini."
Namun, perlu diingat pula, bahwa kalsium tidak bisa terbentuk begitu saja di dalam darah tanpa ada bantuan vitamin D yang juga disebut dengan enzim sehingga tulang tidak akan terbentuk dengan baik. Dan, paparan cahaya matahari mengubah vitamin D menjadi enzim aktif yang membantu kalsium terbentuk di dalam darah. "Kekurangan vitamin D membuat kalsium tidak bisa masuk ke dalam darah. Tulang tidak terbentuk dengan baik. Kecenderungannya tulang menjadi lembek. Bentuk tulang menjadi melengkung. Istilah ilmiahnya osteomalacia," kata Prof Soelarto.
Agar tulang sehat dan kuat, selain mengonsumsi makanan bergizi dan olahraga, konsumsilah kalsium dari susu yang menunjang kesehatan tulang. Celakanya, orang terkadang takut terkena sinar matahari karena takut kulitnya menjadi hitam. Padahal, sinar matahari tidak selamanya merusak kulit. Khususnya di pagi hari. (Nda/V-1)
0 Comments:
Post a Comment
<< Home