Monday, October 18, 2004

MENGENAL TERJADINYA HAID DAN HAMIL(artikel)

MENGENAL TERJADINYA HAID DAN HAMIL
Oleh: Mas Ahmad Yasa, dr

Pada saat setelah haid, permukaan rongga rahim yang
terkelupas ketika haid akan kembali ditumbuhi oleh lapisan
baru. Setiap selesai haid, lapisan rongga rahim itu akan
kembali dimatangkan atau disuburkan agar siap untuk menjadi
tempat kehamilan pada siklus haid bulan berikutnya.
Pembentukan lapisan permukaan rongga rahim yang baru ini
berlangsung secara bertahap berhari-hari hingga sampai pada
keadaan yang cocok untuk digunakan sebagai tempat kehamilan.

Sekitar 2 minggu (14 hari) sebelum jadwal haid bulan
berikutnya, lapisan permukaan rongga rahim ini sudah dalam
keadaan subur dan siap untuk menerima calon janin.

Bersamaan dengan matangnya rongga rahim, yaitu sekitar 2
minggu sebelum jadwal haid berikutnya, normalnya akan ada
sebuah sel telur (ovum) matang yang keluar dari kandung
telur (ovarium) yang siap untuk dibuahi oleh sperma.
Keluarnya sebuah sel telur matang dari kandung telur ini
dikenal dengan istilah Ovulasi.

Jadi, sekitar 14 hari sebelum haid itu normalnya akan
selalu terjadi dua peristiwa kematangan, yaitu matangnya
rongga rahim sehingga siap untuk menjadi tempat kehamilan,
serta peristiwa matangnya sebuah sel telur yang siap untuk
dibuahi. Kedua peristiwa ini berlangsung secara bersamaan,
dan akan terus terjadi berulang kali di setiap siklus
bulanan haid selama lebih dari 30 tahun usia subur wanita
hingga menjelang menopause, kecuali bila terjadi kehamilan
atau ada faktor penghambat lainnya.

Hari terjadinya ovulasi itu memang dihitung bukan dari hari
pertama haid di bulan yang bersangkutan, tapi dihitung dari
hari pertama haid bulan berikutnya. Praktisnya untuk
menghitung tanggal perkiraan ovulasi adalah dengan cara
mengurangi 14 hari dari lamanya siklus haid. Hal ini karena
haid itu umumnya terjadi pada 14 hari setelah ovulasi.

Jadi misalnya bila siklus haid bulanan seorang wanita
adalah 30 hari, maka hari subur (ovulasi) akan terjadi
sekitar hari ke-16 yaitu dari perhitungan 30 dikurangi 14.
Sebagai catatan, hari pertama haid di bulan tersebut
dinyatakan sebagai hari ke-1. Contoh lain, bila siklus
haidnya 35 hari, maka hari suburnya adalah hari ke-21 yaitu
dari 35 dikurangi 14. Demikian juga untuk siklus haid 28
hari maka ovulasi akan terjadi sekitar hari ke-14, dan
seterusnya.

Patokan jarak 14 hari dari haid bulan berikutnya untuk masa
subur sel telur ini, memang berlaku untuk semua wanita yang
normal. Berapapun jarak siklus haid bulanan seorang wanita,
baik yang jarak siklusnya 22 hari, 25 hari, 28 hari, 35
hari, dll., maka keluarnya sel telur matang atau ovulasi
atau hari subur ini terjadi pada jarak waktu yang sama,
yaitu sekitar 14 hari (2 minggu) sebelum hari pertama haid
bulan berikutnya.

(Grafik Siklus Haid, silahkan buka attachment: SKLSHAID.GIF)

Dalam setiap bulan atau dalam setiap satu siklus haid,
normalnya hanya ada sebuah sel telur saja yang matang, dan
kemudian dikeluarkan oleh kandung telur ke mulut saluran
yang menuju rongga rahim. Namun sel telur matang ini
setelah keluar dari kandung telur, ternyata masa suburnya
hanya berlangsung sebentar saja, karena sel telur matang
ini hanya mampu bertahan hidup beberapa jam saja.

Bila pada saat ovulasi atau tepat pada hari ketika
keluarnya sel telur matang ini dilakukan hubungan suami
istri, dan sel sperma berhasil membuahi sel telur matang
ini, maka akan terjadi kehamilan, asalkan tidak terdapat
faktor kelainan atau penghambat. Hal ini karena dalam
setiap satu siklus bulanan, masa subur wanita hanya terjadi
pada satu hari ketika ovulasi saja. Adapun sperma, masa
suburnya itu terjadi setiap hari, sehingga setiap saat
keluar ketika hubungan badan, sel sperma normalnya selalu
dalam keadaan subur.

Oleh karena itu maka hanya hubungan badan yang dilakukan di
sekitar ovulasi saja yang bisa menyebabkan kehamilan, yaitu
sekitar 14 hari sebelum jadwal haid berikutnya. Sedangkan
hubungan suami istri yang dilakukan di luar ovulasi atau di
luar masa subur wanita maka tidak akan menyebabkan
kehamilan, karena di luar masa subur tersebut tidak akan
ada sel telur matang yang bisa dibuahi.

Dengan demikian bila misalnya siklus haid bulanan seorang
wanita adalah 30 hari, maka kehamilan bisa terjadi kalau
hubungan suami istri dilakukan sekitar hari ke-16 siklus
haidnya (30 dikurangi 14). Contoh lain, pada wanita yang
memiliki siklus haid 35 hari maka hubungan badan yang bisa
menyebabkan hamil adalah kalau dilakukan sekitar hari ke-21
sesudah haid sebelumnya. Demikian juga untuk wanita yang
siklus haidnya 28 hari maka bila dilakukan hubungan suami
istri sekitar hari ke-14 maka bisa hamil juga, dst.

Perhitungan masa subur wanita seperti di atas ini tentunya
akan mudah dilakukan bila siklus haidnya teratur setiap
bulan. Sedangkan pada wanita yang datang haidnya tidak
teratur tentu saja akan sulit menerapkannya. Namun sekarang
sudah ada alat test kesuburan atau ovutest yang juga sudah
dijual bebas di pasaran. Melalui alat ini masa subur setiap
wanita bisa diketahui dengan mudah, termasuk pada wanita
yang siklus haidnya tidak teratur. Alat ini ada yang
menggunakan metoda pemeriksaan air kemih dan ada juga yang
melalui pemeriksaan air ludah.

Pada pemeriksaan air kemih, prinsipnya adalah mendeteksi
kadar hormon perangsang ovulasi yaitu Luteinizing Hormon (
LH) yang dihasilkan tubuh wanita. Sekitar 1 - 2 hari
sebelum ovulasi, hormon LH ini selalu melonjak hingga
mencapai kadar tertinggi, kemudian turun lagi setelah
ovulasi. Sedangkan pada alat yang menggunakan pemeriksaan
air ludah, prinsipnya adalah mendeteksi kadar elektrolit
yang ada di dalam air ludah yang selalu meningkat pada
wanita subur di sekitar 3 hari sebelum ovulasi, dan
kemudian menurun kembali sekitar 3 hari setelah ovulasi.

Pada beberapa hari sebelum ovulasi sampai beberapa hari
sesudah ovulasi tersebut yaitu ketika LH maupun elektrolit
meningkat, pemeriksaan ovutest akan menunjukkan hasil yang
positip. Hari-hari yang positip ini disebut juga "jendela
kesuburan".

Pemakaian alat ovutest ini bisa dilakukan setiap bangun
pagi, setelah selesai haid, setiap hari dalam beberapa
bulan pertama hingga bisa mempelajari grafik siklus normal
bulanannya dan saat-saat masa suburnya. Melalui "jendela
kesuburan" dari hasil ovutest ini memang bisa diketahui
secara obyektif masa subur setiap wanita, termasuk bagi
wanita yang haidnya tidak teratur. Tapi bagaimanapun juga
test ini tidak bisa mendeteksi secara pasti tentang kapan,
hari, jam dan menit waktu terjadinya ovulasi. Namun yang
pasti bahwa lonjakan kadar LH yang selalu terjadi sekitar 1
- 2 hari sebelum ovulasi, atau pun lonjakan elektrolit yang
terjadi sekitar 3 hari sebelum ovulasi, bisa dideteksi oleh
alat ovutest.

Bagi suami istri yang menginginkan punya anak, hubungan
badan di hari-hari awal masa "jendela kesuburan" ini akan
memberikan peluang yang lebih besar untuk mendapatkan
kehamilan. Sebaliknya, masa "jendela kesuburan" ini bisa
juga digunakan sebagai patokan untuk menghindarkan hubungan
badan bagi suami istri yang tidak menghendaki kehamilan (
metoda KB alami/ pantang berkala), meskipun efektivitas
cara ini tidak bisa dijamin berhasil 100 % dalam mencegah
kehamilan.

Dalam keadaan normal, sehari sebelum terjadinya ovulasi
atau bersamaan dengan mulai melonjaknya hormon LH, suhu
tubuh biasanya meningkat sekitar 0,5 derajat celcius dari
sebelumnya. Selanjutnya suhu setinggi ini akan tetap
bertahan hingga datangnya haid berikutnya. Begitu terjadi
haid, suhu tubuh akan turun lagi 0,5 derajat celcius
kembali ke suhu sebelum ovulasi. Kemudian sekitar sehari
menjelang ovulasi berikutnya suhu naik lagi, dan terus naik
turun di setiap menjelang ovulasi dan ketika haid, yang
terjadi secara periodik dalam setiap siklus bulanan haid.

Pengukuran suhu yang terbaik adalah langsung ketika bangun
pagi, sebelum bangkit dari tempat tidur. Bila hal ini
dilakukan rutin setiap hari sejak haid kering, maka pada
hari kedua setelah terjadinya kenaikan suhu bisa dijadikan
sebagai patokan perkiraan hari subur atau ovulasi. Pada
saat itulah, bila dilakukan hubungan suami istri, akan
mendapatkan peluang yang besar untuk terjadi kehamilan.

Sekarang malah di pasaran sudah ada termometer digital
berprogram komputer yang dirancang khusus untuk test
kesuburan. Bila alat ini dipakai oleh wanita setiap hari,
maka menjelang masa subur atau ovulasi, dari alat ini akan
keluar sinyal indikator dan suara alarm tanda masa subur
yang akan menyala secara otomatis.

Bahkan akhir-akhir ini ada juga jam tangan wanita yang
dilengkapi dengan termometer khusus, untuk mendeteksi masa
subur. Sehingga begitu datang masa subur maka secara
otomatis akan ada tanda peringatan dari jam tangan yang
dipakai tersebut. Namun tentu saja bila tubuh sedang
menderita demam, pendeteksian kesuburan melalui suhu ini
akan sulit diketahui dengan akurat.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home