Saturday, July 16, 2005

MEMILIH BAJU DAN AKSESORI SI KECIL

Unsur kenyamanan dan keamanan sebaiknya menjadi prioritas.

Ingin si kecil terlihat tambah imut dan gaya?
Wajar jika kita mengenakannya pakaian atau berbagai aksesori dengan model yang sedang tren. Akan tetapi, ada hal lain yang mesti dipertimbangkan, yaitu faktor kenyamanan dan keamanan. Ketika menggunakannya, bayi tidak lantas kegerahan atau berkeringat, tidak menimbulkan gatal-gatal dan iritasi, tidak tergores, terjepit, tertusuk, dan sebagainya. Contoh aksesori yang bisa saja melukai adalah jepit rambut yang terbuat dari bahan yang tajam atau keras.

Jadi, ketika hendak memilihkan baju, tentu saja orang tua tak bisa memaksakan kehendak. Toh, yang menurut ayah-ibu bagus, belum tentu bagi si kecil terasa nyaman. Seperti ketika kita memilih pakaian untuk diri sendiri, tentu ogah jika menggunakan pakaian yang kurang enak atau tak nyaman. Kalau begitu, apa yang harus diperhatikan orang tua saat memilih pakaian dan aksesoris bagi si kecil? Simak tip-tip berikut ini dari Dra. Jackie Ambadar, Managing Director Lemonde.

SELEKSI BAHAN

Sebagai negara tropis dengan kelembapan yang cukup tinggi maka pertumbuhan jamur sangat mudah sekali terjadi. Salah memilih bahan pakaian, berarti rentan terkena jamur. Dengan kata lain, memilih bahan pakaian menjadi begitu penting. Yang jelas, pilihlah bahan yang lembut dan nyaman di kulit. Upaya seperti ini setidaknya membantu mencegah si kecil dari serangan penyakit seperti gatal-gatal atau kulit kemerahan, serta iritasi akibat jamur. Apalagi kulit bayi tergolong masih sensitif.

* Bahan katun

Bahan katun dikenal lembut, nyaman, mampu menyerap keringat dengan baik sekaligus takkan menimbulkan iritasi. Untuk pakaian sehari-hari, entah itu untuk bermain, tidur bahkan bepergian alangkah baiknya yang berbahan katun.

* Bahan nilon

Sebaiknya orang tua menghindari bahan pakaian nilon. Pasalnya, selain tidak memberikan kenyamanan juga tak mampu menyerap keringat dengan baik. Kulit bayi yang begitu sensitif akan mudah teriritasi atau gatal-gatal.

* Bahan linen

Setali tiga uang dengan bahan nilon. Bahan linen juga kurang mampu menyerap keringat. Untuk itu, hindari pakaian bayi yang berbahan linen.

* Bahan jins

Bahan jins memang "kasar" atau keras, dapat menyebabkan si kecil merasa tak nyaman. Namun memiliki pori-pori yang cukup baik sehingga mampu menyerap keringat. Keuntungan lainnya, bayi bisa belajar mengenal mana bahan yang kasar dan mana bahan yang lembut.

* Bahan parasut

Sangat tidak dianjurkan. Bisa-bisa anak rewel karena merasa tak nyaman. Anak pun jadi mudah berkeringat karena panas. Bahkan bisa pula mengundang jamur tumbuh dan menginfeksi kulit si kecil. Bahan parasut jelas-jelas tak mampu menyerap keringat.

* Bahan wol

Sebenarnya pakaian bahan wol tergolong baik terutama bila digunakan saat cuaca dingin atau malam hari. Dengan begitu, anak merasa hangat dan nyaman. Namun sebaliknya, jangan digunakan saat panas terik. Perhatikan pula apakah bulu-bulu wol ini dapat menyebabkan si kecil alergi atau tidak.

MODEL PAKAIAN
Memilih model pakaian bukan berarti sebatas mempertimbangkan unsur keindahan semata. Akan tetapi, hal-hal kecil yang merupakan bagian dari pakaian tersebut juga mesti diperhatikan. Berikut di antaranya:

* Ukuran

Adakalanya model baju "gombrong" sedang digemari dan menjadi tren dalam jangka waktu tertentu. Namun, bagi si kecil sebaiknya pilihlah ukuran baju yang normal-normal saja. Ini juga berarti jangan menggunakan baju kekecilan karena bisa membuat si kecil merasa tak nyaman. Sebaliknya, terlalu longgar juga bisa membuat si kecil kesulitan beraktivitas.

* Kemeja atau kaos

Biasanya kemeja digunakan saat menghadiri acara-acara yang tergolong formal, misalnya ke acara undangan keluarga. Sementara, baju-baju kaos digunakan untuk sehari-hari, terutama untuk bermain agar si kecil bebas melakukan aktivitasnya. Khusus kemeja, perhatikan bagian kerahnya karena bisa saja mengiritasi bagian tengkuk atau berjamur akibat keringat yang berlebihan di wilayah tersebut.

* Lengan panjang, pendek, atau tanpa lengan

Pemilihan apakah baju lengan panjang, pendek atau tanpa lengan bergantung pada situasi atau kondisi cuaca. Misalnya, ketika pagi hari atau musim hujan dimana suhu termasuk dingin maka gunakan baju lengan panjang agar si kecil merasa hangat. Sebaliknya, kalau udara terasa begitu panas, boleh-boleh saja menggunakan baju tanpa lengan. Kalau baju lengan pendek sebenarnya bisa digunakan fleksibel, terutama untuk keseharian.

* Kancing depan, belakang atau di bagian bahu

Saat anak tidur, sebaiknya tidak menggunakan baju dengan kancing di belakang atau di depan. Kenapa? karena saat anak secara refleks berguling entah itu telungkup dan kembali telentang, tentunya kancing-kancing tersebut akan tertekan dan bisa menimbulkan rasa tidak nyaman. Sebaiknya gunakan pakaian dengan kancing di bagian bahu.

Baju dengan posisi kancing di belakang atau di depan boleh digunakan saat si kecil beraktivitas, misalnya belajar merangkak atau belajar menggapai mainannya. Hal tersebut takkan mengganggu kenyamanannya.

Baju dengan kancing depan lebih bermanfaat saat si kecil sudah berusia batita, misalnya. Kenapa? Karena di usia tersebut kemampuan motorik halusnya mulai terasah. Baju dengan kancing di depan sekaligus sebagai stimulasi atau latihan bagi si kecil bagaimana cara mengancingkan baju.

Hal yang perlu diperhatikan pula, periksa kondisi kancing. Apakah terikat dengan baik atau benangnya longgar sehingga bisa saja copot oleh jari-jemari si kecil dan dimasukkan ke mulut.

MEMILIH WARNA

Umumnya orang tua memilihkan baju dengan warna cerah agar si kecil terlihat ceria. Namun sebetulnya bagi mereka yang berkulit sawo matang akan tampak lebih pas atau cocok jika menggunakan pakaian dengan warna yang lembut atau natural. Misalnya, warna khaki dan hijau muda. Sementara, bayi berkulit putih pucat memang lebih bagus jika menggunakan baju berwarna cerah.

Memang secara langsung, warna baju tak ada kaitannya dengan faktor kesehatan. Akan tetapi, jika zat pewarna tekstil yang mengandung bahan kimia itu luntur dan masuk ke mulut bayi, ada risiko untuk tertelan yang tentunya bisa berakibat tak baik bagi kesehatan si kecil.

AKSESORIS YANG TEPAT

Hal lain yang penting juga diperhatikan adalah memilih aksesori yang tepat. Seringkali orang tua membeli berbagai pernak-pernik untuk si kecil yang mungkin sebenarnya bisa menimbulkan bahaya. Berikut beberapa aksesori tersebut.

* Bando

Tak jarang kita lihat bayi-bayi nan mungil sudah menggunakan bando. Itu untuk menandakan bahwa si kecil berjenis kelamin perempuan. Sah-sah saja memang orang tua menyematkan aksesori tersebut di kepala sang bayi. Cuma masalahnya kadang bahan dasar bando tersebut terbuat dari plastik yang mungkin saja bisa mengiritasi kulit si kecil. Lantaran itu, sebaiknya perhatikan dengan saksama. Pilihlah bando dengan bahan dari kain. Perhatikan pula karetnya apakah cukup longgar atau tidak. Akan tetapi kalau memang anak belum memiliki rambut tak perlu dipakaikan bando.

* Jepitan rambut

Sama halnya dengan bando, adakalanya orang tua menyematkan jepitan rambut pada si kecil. Padahal, rambutnya cuma beberapa helai. Sayangnya lagi, kebanyakan jepitan rambut berbahan dasar logam yang bisa saja melukai si kecil.

* Perhiasan

Kalau diperhatikan, banyak pula orang tua yang memberikan aksesori berupa gelang, kalung, giwang atau cincin pada si kecil. Ada yang berbahan emas bahkan berlian. Namun demi keamanan sang bayi sebaiknya aksesori seperti itu tak digunakan. Selain tidak nyaman, juga dapat mengundang tindakan kriminalitas.

* Topi
Aksesori yang paling aman di antara yang sudah disebutkan adalah topi. Banyak sekali alternatif pilihan dengan berbagai bentuk dan model. Pilihlah yang berbahan dasar katun. Kain rajut dan renda pun baik selama si kecil tidak kegerahan. Dengan begitu, si kecil tetap merasa nyaman dan orang tua pun tak perlu waswas. Topi jenis kupluk juga bisa dipilih terutama jika kondisi udara dingin atau sedang musim hujan.

POPOK PUN BERAGAM

* Popok kain. Jika si kecil menggunakan popok jenis ini sebaiknya pilih yang berbahan katun.

* Popok plastik. Gunanya untuk mencegah ompol bayi merembes ke luar. Jadi selama digunakan, popok jenis ini harus dilapisi dengan popok kain di sebelah dalamnya. Beberapa popok plastik merek tertentu sudah didesain dengan pelapis kain. Namun popok ini tidak menyerap urin, sehingga harus langsung diganti jika basah.

* Popok dengan kancing. Popok jenis ini sudah didesain agar anak tetap nyaman. Namun perhatikan pula saat mengancingkan karena bisa saja kulit si kecil terjepit.

* Popok dengan peniti. Jenis ini sebenarnya tidak direkomendasikan karena dapat menimbulkan cedera. Bisa saja peniti tersebut lepas atau terbuka kaitannya.

TIP MENCUCI PAKAIAN

Orang tua tak cukup hanya memerhatikan bahan, model, dan warna pakaian akan tetapi perlu juga mengetahui bagaimana cara mencuci atau merawatnya. Berikut tip yang dapat dilakukan:

* Jangan menunda untuk mencuci pakaian yang terkena noda atau kotoran. Kalau ditunda justru noda tersebut lebih sulit dibersihkan.

* Pisahkan pakaian si kecil dari pakaian lainnya. Pemisahan ini untuk menghindari pakaian bayi tercemar kuman yang dipaparkan pakaian lain.

* Rendam pakaian yang ternoda dengan air panas sambil tambahkan sabun secukupnya.

* Boleh menggunakan pemutih dengan syarat proses pembilasannya betul-betul bersih. Jika tidak, justru bisa membuat pakaian menjadi pudar bahkan "belang-belang". Bahkan, berdampak bagi kulit si kecil, misalnya teriritasi bahan aktif pemutih.

* Saat menyikat, gunakan sikat baju yang lembut.

* Bilaslah sampai betul-betul bersih.

* Jemurlah hingga kering, lalu seterika untuk mematikan mikroba yang tersisa.

Hilman HIlmansyah. Foto: Dok. nakita

0 Comments:

Post a Comment

<< Home