Saturday, July 16, 2005

USIA PRODUKTIF JUGA RAWAN PENYAKIT JANTUNG

Dulu ada anggapan, gangguan penyakit kardiovaskular, umumnya muncul setelah wanita memasuki usia menopause atau pada tahapan pre-menopause. Sekarang anggapan ini harus bergeser karena ternyata wanita muda usia produktif pun bisa terkena serangan jantung. Mengingat, sekarang banyak wanita yang juga merokok, mengonsumsi makanan berlemak, dan hidup dengan tekanan stres tinggi lantaran pekerjaan di kantor maupun di rumah.

Sebetulnya wanita memiliki pelindung alami yang memungkinkannya berisiko lebih kecil menderita gangguan kardiovaskular dibandingkan pria, yaitu adanya hormon perempuan seperti estrogen. Estrogen akan meningkatkan kolesterol HDL (baik) dan menurunkan kolesterol LDL (jahat). "Kolesterol LDL menimbulkan plak di dalam darah. Tetapi dengan kehadiran HDL yang tinggi yang berperan sebagai 'tukang sapu', maka plak-plak yang mulai menempel akan dibersihkan," terang Dr.Med. Doro Soendoro dari Rumah Sakit Graha Medika, Kebon Jeruk, Jakarta.

Peran lain dari estrogen adalah membantu memperlebar pembuluh darah, sehingga suplai darah ke jantung jadi lancar. Kita pun terhindar dari nyeri dada dan problema kesehatan jantung. Tak heran bila gangguan jantung pada wanita, umumnya baru datang pada masa menopause dimana saat itu hormon estrogen menurun tajam.

Sayangnya, perlindungan alami ini akan terkalahkan bila si wanita memiliki gaya hidup tak sehat. Berdasarkan catatan ahli jantung lulusan Jerman ini, pada kasus-kasus penyakit jantung di Indonesia, ternyata lebih banyak orang menderita penyakit jantung karena kolesterol HDL yang rendah, bukan lantaran LDL-nya yang tinggi. Oleh karena itu upaya-upaya peningkatan HDL harus dilakukan secara tepat sehingga dapat menekan risiko munculnya penyakit jantung koroner. Salah satunya dengan menghentikan kebiasaan merokok.

PENYEBAB GANGGUAN JANTUNG

* Makanan berlemak

Banyak wanita, terutama pekerja kantoran yang menyantap fast food saat makan siang dengan alasan praktis dan cepat. Padahal makanan jenis ini umumnya "menyimpan" kolesterol jahat (LDL) yang tinggi. Bila dikomsumsi terlalu sering, asupan LDL yang berlebih ini lambat laun membuat tumpukan plak pada dinding pembuluh darah (arterisklerosis). Akibatnya, aliran darah ke jantung jadi terhambat karena ada penyumbatan.

Sering menyantap makanan berlemak juga membuat bobot tubuh berlebih. Padahal, kondisi overweight berpotensi meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Ujung-ujungnya, bisa berisiko terjadi penyumbatan pembuluh darah di jantung.

* Kurang olahraga

Padahal olahraga sangat baik untuk menghindari penyakit jantung karena aktivitas ini dapat membantu memperlancar aliran darah.

* Stres

Beban hidup, tekanan dan persaingan kerja yang dipikul orang muda, memicu terjadinya stres fisik dan mental. Kondisi stres ini bisa membuat tekanan darah melonjak tinggi dan kerja jantung jadi meningkat cepat. Akibatnya, jantung bekerja lebih keras untuk memompa aliran oksigen dalam darah. Bisa dibayangkan akibatnya kalau jantung selalu dipacu untuk bekerja keras. Belum lagi pada wanita sering dituntut berperan ganda yang membuatnya harus "berakrobatik" dengan peran-peran tersebut. Ketidakmampuan untuk memenuhi peran-peran tersebut bisa menyebabkan stres.

* Rokok

Setiap kali merokok, denyut jantung bertambah, kemampuan jantung membawa oksigen berkurang, HDL turun, dan menyebabkan pengaktifan platelet yaitu sel-sel penggumpal darah. Perlu diketahui, nikotin dan puluhan zat-zat yang notabene beracun dalam rokok, dapat mempercepat pembekuan darah serta mereduksi jumlah oksigen dalam darah. Padahal, persediaan oksigen dalam darah harus selalu mencukupi untuk kelangsungan hidup organ tubuh termasuk jantung. Bila jantung kekurangan oksigen, maka terjadilah serangan jantung.

* Obat kontrasepsi oral

Dapat menyebabkan terjadinya thrombus (pembekuan darah) yang mengakibatkan emboli jantung. Itulah sebabnya pada beberapa wanita yang mempunyai risiko jantung, tak dianjurkan menggunakan kontrasepsi ini.

DETEKSI GANGGUAN JANTUNG

Di rumah sakit, biasanya dokter akan melakukan treadmill dan EKG untuk mendeteksi adanya kelainan jantung. Pasien bisa selamat apabila pengobatan diberikan secepat mungkin. Tetapi bila pengobatan terlambat, dapat mengakibatkan kematian. Hampir separuh dari kematian mendadak karena serangan jantung terjadi sebelum pasien tiba di rumah sakit dalam 4-5 jam sesudah gejala pertama kelihatan. Di Jakarta, pasien seringkali terlambat ditangani, meninggal dalam perjalanan karena macet.

LAKUKAN PENCEGAHAN

Salah satunya dengan menghindari makanan berlemak. Sayur dan buah adalah pilihan yang terbaik karena dapat mengikat kolesterol agar tetap berada di usus yang kemudian dibuang melalui feses. Dengan demikian dapat mengurangi kemungkinan penumpukan kolesterol yang mengakibatkan timbulnya plak pada dinding pembuluh darah.

Tentu saja, tak cukup hanya dengan makan sayur dan buah. Pencegahan juga harus dilakukan dengan cara berhenti merokok, perbanyak aktivitas tubuh, dan hilangkan stres dengan kegiatan yang bersifat relaksasi seperti berlibur, mendengarkan musik, atau berkumpul bersama teman/keluarga.

AKANKAH SAYA TERKENA SERANGAN JANTUNG?

Bila ingin tahu seberapa besar risiko Anda terkena serangan jantung, berikut taksiran dari American Heart Association tentang risiko Anda. Waspadai bila terjadi hal-hal di bawah ini.

* Tekanan darah (mmHg) di atas 140/90

* Kadar gula darah melebihi 110 mg/dL. Kadar gula darah yang tinggi bisa memengaruhi metabolisme tubuh sehingga mempercepat pembekuan darah.

* Tingkat asam urat tinggi. Nilai normal pada wanita adalah 6,5 mg/dl. Di atas angka ini, Anda harus waspada.

* Mengidap kelainan jantung bawaan.

* Merokok. Tak ada pengecualian, meski cuma 1 batang per hari.

* Kelebihan berat badan (Indeks Massa Tubuh/IMT di atas 29).

* Malas berolahraga.

* Ayah atau ibu ada yang menderita sakit jantung, stroke atau diabetes.

* Sering stres, tidak sabaran, dan selalu terburu-buru.

* Menderita infeksi tenggorokan yang tak sembuh-sembuh. Virusnya dapat menyebar yang dapat mengakibatkan gagal jantung.

Sumber: www. americanheart.org

Santi Hartono. Foto: Ferdi/NAKITA

0 Comments:

Post a Comment

<< Home