Tuesday, October 19, 2004

IT and Computer Jokes

IT and Computer Jokes


Computers and Human Similarity

Computers are Like Men...

1. In order to get their attention, you have to turn them on.
2. They are supposed to help you solve problems, but half the time they are the problem.
3. They have a lot of data but are still clueless.
4. As soon as you commit to one, you realize that, if you had waited a little longer you could have had a better model.

Computers are Like Women...

1. No one but the Creator understands their internal logic.
2. The native language they use to communicate with other computers is incomprehensible to everyone else.
3. Even your smallest mistakes are stored in long-term memory for later retrieval.
4. As soon as you make a commitment to one, you find yourself spending half your paycheck on accessories for it.

Singkatan IT

CD-ROM: Consumer Device, Rendered Obsolete in Months
PCMCIA: People Can't Memorize Computer Industry Acronyms
ISDN: It Still Does Nothing
SCSI: System Can't See It
DOS: Defunct Operating System
WINDOWS: Will Install Needless Data On Whole System
OS/2: Obsolete Soon, Too
PnP: Plug and Pray
APPLE: Arrogance Produces Profit-Losing Entity
IBM: I Blame Microsoft
MICROSOFT: Most Intelligent Customers Realize Our Software Only Fools Teenagers
COBOL: Completely Obsolete Business Oriented Language
LISP: Lots of Insipid and Stupid Parentheses
MACINTOSH: Most Applications Crash; If Not, The Operating System Hangs
WYSIWYMGIYRRLAAGW: What You See Is What You Might Get If You're Really Really Lucky And All Goes Well.

Explaining an IT Profession

A grade school teacher was asking his pupils what their parents did for a living. "Tim, you be first. What does your mother do all day?"
Tim stood up and proudly said, "She's a doctor."
"That's wonderful. How about you, Amy?"
Amy shyly stood up, scuffed her feet and said, "My father is a mailman."
"Thank you, Amy" said the teacher. "What does your parent do, Billy?"
Billy proudly stood up and announced, "My daddy plays piano in a whorehouse."

The teacher was aghast and went to Billy's house and rang the bell. Billy's father answered the door. The teacher explained what his son had said and demanded an explanation. Billy's dad said, "I'm actually a system programmer specializing in TCP/IP communication protocol on UNIX systems. How can I explain a thing like that to a seven-year-old?"

Renungan utk yg mau married........(hehehehe........)

Renungan utk yg mau married........(hehehehe........

Barangkali kisah ini bisa menjadi renungan bagi kita, utamanya
yang ingin berumah tangga :


Alkisah, seorang pemuda miskin bernama Yogi Prasetyo, berasal
dari Purwokerto, Jawa Tengah. Keluarganya hanyalah keluarga sederhana,
kalau tidak bisa disebut miskin. Ayahnya sehari-hari
bekerja sebagai tukang jahit di desanya. Karena kegigihannya, Yogi
berhasil kuliah di FE UGM walaupun dengan biaya seadanya.
Semasa semester 4 di kampus, Yogi jatuh hati pada seorang
gadis bernama Ayu Wulaningrum, juga sama-sama kuliah di fakultas
yang sama. Ayu adalah putri seorang bupati ternama di daerah
Yogyakarta dan juga masih keturunan keraton. Walaupun secara
ekonomi mereka jauh berbeda, namun tidak menghalangi keduanya untuk
saling mencintai.

Ayah Ayu yang mengetahui putrinya begitu mencintai pemuda
dari keturunan biasa, tak mampu mencegah gelora cinta putrinya. Maka
begitu keduanya telah lulus, pernikahan keduanyapun diselenggarakan
dengan megah. Pesta besar-besaran digelar untuk mengiringi pernikahan
putrinya. Ayah Yogi yang tak punya banyak harta, hanya bisa memberikan
bantuan sumbangan pakaian, sprei, sarung bantal, yang semuanya ia buat
dan ia jahit sendiri khusus
untuk pernikahan putranya.

Bahagiakah Ayu bersanding dengan Yogi ? Ternyata kebahagiaan mereka
tidak berlangsung lama.

Tibalah saatnya malam pengantin tiba. Mereka berduapun
memasuki peraduan dengan bahagia. Namun, ketika Yogi membuka
pakaiannya dan tinggal memakai celana kolor, berteriaklah Ayu dengan
keras, sebelum akhirnya pingsan tak sadarkan diri. Semua penghuni
rumah dari kerabat dan keluarga Ayu pun berdatangan melihat kejadian itu.

Yogi masih dalam kebingungan dan mencari tahu kenapa istrinya histeris
dan pingsan. Dilihatnya celana kolor yang ia pakai. Aduh, Yogi lupa
kalau celana kolor itu jahitan ayahnya, dibuat dari kain
bekas wadah tepung terigu.

Di tengah celana kolor itu masih terpampang jelas tulisan, "BERAT
BERSIH 25 KG". Tentu saja Ayu langsung pingsan melihatnya. Ayu tidak
bisa membayangkan seberapa besar isinya dengan berat segitu.

KOK, KEPALANYA PANJUL, SIH? (artikel)

KOK, KEPALANYA PANJUL, SIH?

Jika ibu melahirkan secara normal, wajarlah bila si kecil kepalanya panjul. Pasalnya, bentuk
kepala dipengaruhi oleh proses kelahiran. Lain hal bila kepalanya peyang.

Jadi, Bu-Pak, bila bayi Anda memiliki kepala panjul sementara bayi tetangga atau kerabat Anda
kepalanya berbentuk bulat sempurna, kemungkinan besar karena si tetangga/kerabat menjalani kelahiran
lewat bedah sesar. "Bila ibu menjalani bedah sesar dan kepala belum masuk ke panggul ibu, bayi
lahir melalui jalan yang lebih besar saat operasi sehingga kepalanya cenderung akan berbentuk bagus,
yaitu bulat," terang dr. Irawan Mangunatmadja, Sp.A dari RSUPN Cipto Mangunkusumo.

Tak demikian halnya dengan bayi yang lahir melalui partus pervaginam atau proses kelahiran normal,
"akan memiliki kepala yang sedikit memanjang," lanjut Irawan. Keadaan ini disebabkan kepala yang
besar harus melalui jalan lahir yang kecil sehingga tulang kepala harus melakukan penyesuaian yang
dalam istilah kedokteran disebut moulage (mulase).

BENGKAK DAN PANJUL

Lebih jauh dijelaskan Irawan, kepala bayi ketika lahir tak seperti kepala setelah lahir. Sebelum
lahir, antara tulang kepala bayi sebelah kiri dan sebelah kanan seperti terbelah oleh "jahitan".
"Jahitan" tersebut adalah sutura (persendian tak bergerak yang menggabungkan tulang-tulang
tengkorak) yang berfungsi untuk mempermudah proses kelahiran. "Kepala ini sebenarnya, kan, tulang. Jadi,
sutura diciptakan untuk mempermudah proses kelahiran," jelasnya.

Sewaktu proses kelahiran, sutura akan overlapping, saling menindih sehingga membuat kepala bayi
mengecil. Dengan demikian, kepala bayi dapat melewati panggul ibu yang sempit sehingga lahirlah si
bayi.

Nah, bila proses kelahiran normal mengalami hambatan semisal bayi terlalu lama di dalam panggul
ibu, bisa mengalami seval hematom, yaitu pendarahan di kulit kepala yang terjadi karena ibu terlalu
lama menekan ketika proses kelahiran, namun bayi tak keluar. "Darah itu, kan, kadang susah diserap
oleh kulit sehingga membuat kepala menjadi seperti panjul," terang Irawan. Kalau ini yang terjadi,
dokter pun tak bisa berbuat apa-apa kecuali mendiamkannya. "Toh, lama-lama darah tersebut akan
diserap sedikit demi sedikit dan sisanya akan menjadi tulang." Tapi, tak usah khawatir, Bu-Pak. Hal
ini tak berbahaya karena pendarahannya terjadi di luar tulang kepala.

Pada kelahiran normal yang mengalami hambatan juga bisa terjadi kaput suksedaneum di kepala bayi,
yakni bila ibu terlalu lama mengejan sehingga dari pembuluh darah keluar cairan yang merembes ke
jaringan kulit kepala bayi. Akibatnya, kepala bayi jadi bengkak atau panjul. Tapi Bapak dan Ibu
juga tak perlu khawatir karena hal ini tak akan berlangsung lama. "Kepala bayi akan berubah ke bentuk
normal dalam satu atau dua hari," kata Irawan seraya melanjutkan, "Hal ini hampir sama dengan bayi
lahir lewat pertolongan ekstrasi vakum." Bentuk kepalanya akan lebih lonjong akibat bekas tarikan
tindakan tersebut. Namun kelainan bentuk kepala ini akan dapat kembali normal dalam satu bulan
setelah kelahiran.

KEPALA PEYANG

Bagaimana dengan bentuk kepala peyang ? Kalau yang ini, ujar Irawan, bukan lantaran proses
kelahiran. "Kepala peyang biasanya terjadi pada bayi-bayi yang mengalami hipotoni atau kelemahan otot,"
jelasnya. Umumnya, posisi tidur bayi yang selalu telentang karena lemas sehingga menyebabkan kepala
bagian belakang menjadi datar.

Biasanya para ibu akan menggunakan bantal peyang karena khawatir kepala bayinya akan peyang.
Menurut Irawan, bila bayi normal atau sehat, bantal peyang sama sekali tak diperlukan. "Karena bayi
yang sehat, pada saat tidur pun akan menggerak-gerakkan kepalanya. Terlebih lagi bila umurnya sudah 4
bulan, misalnya, bayi sudah bisa tengkurap sehingga ia akan bolak-balik dari tidur telentang ke
tengkurap," terangnya.

Jadi, Bu-Pak, tak perlulah si kecil diberi bantal peyang bila ia sehat. Toh, kepalanya tak akan
jadi peyang. Lain halnya bila ia mengalami hipotoni, "bantal peyang akan berguna karena kepala bayi
ditaruh di tempat yang datar, sehingga sedikit-banyak dapat membantu agar tak terlalu peyang,"
jelas Irawan.

PERHATIKAN LINGKAR KEPALA

Sebenarnya, kata Irawan, bentuk kepala tak terlalu penting. Yang lebih penting justru ukuran
lingkar kepala karena menentukan proses perkembangan otak bayi. "Bila bentuk kepalanya panjul namun
lingkar kepalanya normal, ini bukan masalah karena otak bayi akan berkembang dalam keadaan baik,"
terangnya. Ukuran lingkar kepala bayi yang normal kurang lebih 34 cm pada saat lahir. Selanjutnya
akan bertambah 2 cm pada 3 bulan pertama, 1 cm pada 3 bulan kedua, dan 0,5 cm pada 6 bulan
selanjutnya.

Mengingat pentingnya ukuran lingkar kepala, Irawan menganjurkan agar orang tua memantaunya secara
rutin setiap 1 atau 2 bulan sekali sampai anak berusia 2 tahun. "Akan lebih baik bila hasil ukuran
yang didapat tadi, secara telaten dibandingkan dengan grafik ukuran lingkar kepala dari Nelhaus
yang selalu terdapat dalam buku catatan bayi." Dalam buku tersebut biasanya ada range atau kurve
lingkar kepala. Bila kurve-nya masih dalam range yang ada, berarti perkembangan kepalanya normal.

Jadi, bila dalam grafik terlihat kenaikan yang curam, berarti perkembangan otak bayi tak baik
karena perkembangan kepalanya terlalu besar atau dikenal dengan istilah makrosefali. "Kelainan
makrosefali sering disebabkan peningkatan jumlah cairan otak atau istilahnya hidrosefalus," jelas Irawan.
Sedangkan bila perkembangannya terlalu kecil disebut mikrosefali atau lingkar kepala yang kecil.
"Mikrosefali mencerminkan perkembangan otak yang terganggu, misalnya, pada bayi dengan infeksi
kongenital ataupun akibat gangguan saat proses persalinan," lanjutnya.

Deteksi dini adanya kelainan dalam ukuran lingkar kepala, tekan Irawan, dapat memberikan
tatalaksana yang optimal sehingga gangguan dalam perkembangan anak dapat diminimalisir.

Namun demikian, ukuran lingkar kepala tak dapat diterapkan pada semua bayi; terlebih pada bayi
prematur karena ukuran lingkar kepalanya memang kecil. Jadi, pada bayi prematur, normal saja bila
ukuran lingkar kepalanya kecil. "Tapi bagi bayi yang lahir lebih bulan dan cukup bulan, hal ini
berlaku," ujar Irawan.

Bayi yang lahir lebih bulan, misalnya, akan memiliki lingkar kepala yang kecil karena
perkembangannya terhambat saat janin. Sedangkan bayi lahir cukup bulan tapi kepalanya kecil, pasti ada
gangguan nantinya. Mungkin dalam satu atau dua bulan setelah kelahiran tak terlihat. Tapi, semakin besar
dan fungsi otaknya pun semakin kompleks serta penuh, maka akan terlihat si bayi menjadi
ketinggalan. Misalnya, hingga usia 3 bulan bayi masih berkembang normal seumpama dapat tengkurap. Namun di
bulan berikutnya ketika bayi lain sudah bisa duduk, misalnya, ia mungkin belum bisa.

Itulah mengapa, Irawan menegaskan, ketika bayi lahir, ibu sebaiknya mengetahui berapa ukuran
lingkar kepala bayinya, "bukan malah bagaimana bentuk kepalanya."

Jadi, Bu-Pak, tak usah risau dengan bentuk kepala si kecil. Meskipun panjul atau peyang, yang
penting ukuran lingkar kepalanya normal. Toh, kecantikan/kegantengannya tak akan hilang hanya
gara-gara bentuk kepalanya tak bagus. Iya, kan!